Powered By Blogger

Selasa, 28 September 2010

Seputar 'Bengawan Solo'

Bengawan Solo
Riwayatmu ini
Sedari dulu jadi
Perhatian insani

Musim kemarau
Tak seberapa airmu
Di musim hujan, air
meluap sampai jauh

  Ref:
  Mata airmu dari Solo
  Terkurung Gunung Seribu
  Air mengalir sampai jauh
  Akhirnya ke laut

Itu perahu
Riwayatmu dulu
Kaum pedagang selalu
Naik itu perahu





Lirik di atas adalah lirik yang tak asing lagi bagi kita. Ya, Bengawan Solo judul lirik diatas.
Seperti kita ketahui, lagu ini teramat melegenda di semua kalangan masyarakat indonesia.
Bengawan Solo adalah sebuah lagu Indonesia berirama keroncong yang terkenal ciptaan Gesang.


Gesang

Diciptakan pada tahun 1940, lagu ini terinsipirasi dari sebuah sungai asli dengan nama yang sama di Jawa Tengah. Liriknya mendeskripsikan sungai tersebut dengan gaya yang nostalgia. Setelah Perang Dunia II, pasukan Jepang yang kembali ke negaranya membawa lagu ini bersama mereka. Di sana, lagu ini menjadi populer setelah dinyanyikan berbagai penyanyi, di antaranya Toshi Matsuda.


Bengawan Solo

Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan SoloBengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Pada tanggal 20 Mei 2010, sang pencipta lagu menghembuskan nafas terakhirnya di RS PKU Muhammadiyah Surakarta pukul 18.10. Tentunya hal ini membuat Indonesia kehilangan sosok Maestro yang sangat melegenda itu.


Semoga masih banyak generasi-generasi penerus yang masih mau melestarikan budaya kita ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar